Barcelona - Mengusik pemain saja bisa memunculkan pembelaan dari rekan setim, apalagi mengganggu pelatih. Para pemain Barcelona melakukan perlawanan hebat ketika Pep Guardiola "diserang" Cristiano Ronaldo.
Hal itu terjadi di babak pertama duel El Clasico di Nou Camp, Selasa (30/11/2010) dinihari WIB. Ronaldo diserbu beberapa pemain El Barca setelah mendorong Guardiola di pinggir lapangan.
Ceritanya, saat bola keluar Guardiola memegangnya. Saat didatangi Ronaldo untuk lemparan ke dalam Real Madrid, pelatih 39 tahun itu tidak langsung menyerahkan bola, tapi agak menahannya beberapa detik.
Ronaldo tampaknya kesal karena timnya sedang tertinggal 0-2. Ia lalu mendorong Guardiola sebelum merebut bola.
Melihat kejadian itu Iniesta menjadi pemain pertama yang menghampiri Ronaldo untuk membela bosnya. Lalu beberapa pemain lain mengikuti Iniesta. Kericuhan memanas dan melibatkan banyak pemain dari kedua tim. Kiper Victor Valdes terlihat yang paling marah atas ulah Ronaldo, sehingga ia pun diganjar kartu kuning, sepertinya si "pembuat gara-gara".
Biarpun masih tergolong muda untuk ukuran pelatih, Guardiola sangat dihormati dan disegani anak-anak buahnya. Iniesta dan Xavi Hernandez kabarnya yang paling "tergantung" pada Guardiola terutama karena kemampuan mereka semakin menggila sejak ditangani mantan gelandang top Spanyol era 90-an itu.
Guardiola digambarkan sebagai sosok penggila kerja tapi juga memiliki pendekatan yang lebih personal di saat latihan, serta menjalin hubungan yang dekat dengan para pemainnya. Ia juga figur berani mengambil keputusan-keputusan yang berani terkait ego pemain-pemainnya, seperti Thierry Henry dan Samuel Eto'o, yang kemudian memilih pergi dari Catalan.
"Dia tak segan-segan menaruh pemain-pemain top di bangku cadangan. Itu menunjukkan karakter dan kepercayaan diri, hal mana merupakan prinsip-prinsip manajemen yang baik. Guardiola telah menunjukkan bakat besarnya untuk memimpin sebuah dressing room," demikian penilaian Fabio Capello tentang anak didik Johan Cruyff itu.
"Perbedaan dilatih Guardiola adalah perhatian pada hal-hal detil," ujar Eidur Gudjohsen, eks penyerang Barca yang pernah satu musim ditangani Guardiola tapi gagal menjadi pemain reguler.
"Dia telah mengubah cara pikir tim dan pengorganisasiannya di dalam maupun luar lapangan," sambung pemain Islandia yang saat ini membela Stoke City itu. "Ada banyak pertemuan, sering mempelajari tim-tim lawan. Tim selalu memiliki kualitas, tapi Guardiola menemukan sebuah campuran dan itulah yang kita butuhkan."
Bahkan Zlatan Ibrahimovic, yang bersinar di musim pertamanya di Barca tapi di musim berikutnya dilepas ke AC Milan, memiliki pandangan konstruktif tentang gaya seorang Guardiola.
"Perbedaan utama dia dengan Jose Mourinho adalah, Guardiola lebih aktif. Maksudnya, jika dia menjelaskan sesuatu di lapangan latihan, secara fisik dia bisa mendemonstrasikan apa yang sedang dia ajarkan, karena dulunya dia memang pemain papan atas," papar Ibrahimovic.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar