Sabtu, 30 Oktober 2010

Fahma dan Hania, 'Juara Dunia' Aplikasi dari Bandung

   Bandung - Berawal dari kecintaannya kepada sang adik Hania Pracika Rosmansyah (6), Fahma Waluya Rosmansyah (12) membuat aplikasi. Beberapa aplikasi edukasi dibuatnya untuk membantu adiknya belajar.

Usianya memang masih belia. Tapi karya mereka telah mendunia. Keduanya sukses menjadi juara dalam ajang 10th Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) 2010 untuk kategori Secondary Student Project, yang diselenggarakan di Malaysia, 12-16 Oktober silam.

Semuanya bermula dari mimpi dan kecintaanya kepada adiknya. Demikian ungkap Fahma saat berbincang dengan detikINET di rumahnya di Jalan Bukit Ligar No 19, Jumat petang (29/10/10).

"Saya sayang adik saya. Walaupun dia terkadang rewel. Apalagi kalau tidak ada maianan, dia selalu minta dibuatkan mainan. Dan dia sangat suka mainin hape punya ibu. Jadi saya buat aplikasi buat hape yang bisa dipakai dia dan buat dia belajar," tuturnya.

Dari Animasi dan Game


Kehebatan Fahma mengutak-atik komputer bukan tanpa sebab. Menurutnya, asal muasal ketertarikan akan dunia animasi dan game dipicu dari mimpinya menjadi seorang animator dan programer setiap dia menonton animasi atau main game,

"Jadi setiap saya nonton animasi atau lihat game saya bermimpi kalau saya yang buat. Saya bilang sama ibu, seru kayanya kalau saya bisa buat animasi atau aplikasi sendiri," katanya penuh percaya diri.

Dari situlah Fahma kemudian mulai belajar mendesain dan membuat aplikasi edukasi. Berawal dari buku pemberian Yusep Rosmansyah, Fahma kemudian serius menekuni hobi barunya.

"Dari kelas 4 SD saya mulai belajar membuat aplikasi. Awalnya coba-coba sendiri di komputer. Terus dikasih buku sama ayah. Dari buku terus coba-coba lagi. Akhirnya tahu shortkey. Dan akhirnya bisa membuat aplikasi, animasi dan presentasi," ungkapnya bangga.

Cukup 10 Menit


Dalam membuat aplikasi, peranan Hania sang adik juga tidak kalah besar. Dia menjadi tester dan pengisi suara bagi aplikasi buatan kakaknya.

"Eh, kak. Aku yang isi suaranya loh," celetuk Hania.

"Iya, semua aplikasi dan game buatan saya untuk adik saya belajar. Karena setiap saya buat aplikasi itu harus ada filosofinya," tambah Fahma.

Jawaban Fahma membuat detikINET penasaran akan kemampuannya. Tanpa ragu-ragu dia pun menawarkan diri untuk membuat aplikasi.

"Kakak mau aplikasi apa. Saya bisa buat dalam 10 menit," katanya.

Dengan cekatan, dia pun langsung membuka aplikasi Adobe Flash CS 3, software yang biasa dia gunakan untuk membuat aplikasi. Lincah jari-jarinya menggerak-gerakan mouse. Membuat sketsa dan memasukan beberapa script. Hebat. Dalam waktu kurang dari 10 menit, sebuah aplikasi sederhana tentang jenis-jenis hewan, suara dan ejaan namanya pun rampung.

"Biasanya saya pakai Flash dan Photoshop untuk desainnya. Ini aplikasi untuk membantu anak-anak kecil mengenal jenis hewan. Kan mereka cuma tau gambarnya, tapi tidak tahu suaranya seperti apa. Ditambah juga ejaan nama hewan ini," terangnya.

Tak mau kalah, si adik pun unjuk gigi. "Aku juga bisa," katanya sambil menenteng laptop.

"Aku udah bikin 8 aplikasi. Kakak mau lihat," katanya.

Aplikasi Edukasi


Dalam ajang APICTA 2010, keduanya mempresentasikan aplikasi yang namakan "My Moms Mobile Phone As My Sisters Tutor" (Telefon Seluler Ibuku untuk Belajar Adikku). Ada 3 aplikasi yang diciptakan Fahma. Aplikasi tersebut adalah English for Children (Enrich), Matematika Anak Pintar (Mantap) dan Belajar Huruf, Angka dan Warna (Banana).

"Enrich adalah sebuah kamus sederhana bahasa Inggris untuk anak-anak. Mantap itu untuk belajar matematika dan Banana untuk belajar mengenal huruf, angka, dan warna," jelasnya.

APICTA sendiri adalah kompetisi software antarnegara. Selain menyabet juara untuk kategori Secondary Student Project, mereka juga mencatat rekor sebagai Youngest OVI-Nokia Developer.

"Saingannya dari SMA dan kuliahan. Kita sendiri yang masih anak-anak. Dan kita harus presentasi dalam bahasa inggris. Deg-degan, tapi alhamdulilah kita yang menang," tukasnya

Bila Miss V Terasa Kering

Jakarta, Vagina kering merupakan masalah yang umum bagi perempuan selama dan setelah menopause. Tapi bukan berarti perempuan yang belum menopause terhindar dari masalah ini. Bagaimana mengatasi vagina kering?

Vagina kering adalah masalah yang dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia, meskipun biasanya lebih umum terjadi setelah perempuan menopause. Vagina kering dialami oleh sekitar 17 persen perempuan antara usia 18 sampai 50 tahun dan dengan jumlah yang lebih tinggi dari wanita postmenopause di atas 51 tahun.

Vagina kering adalah kondisi medis yang mana vagina tidak dapat menghasilkan lendir pelumas yang cukup.

Meskipun bukan kondisi yang serius atau mengancam jiwa, kekeringan vagina bisa menyakitkan dan menyebabkan peningkatan risiko infeksi saluran kencing.

Infeksi saluran kencing dapat mengakibatkan komplikasi lain, seperti infertilitas (ketidaksuburan) dan kehamilan ektopik (di luar kandungan).

Kelembaban di vagina berasal dari pelumasan yang dihasilkan oleh kelenjar dalam leher rahim. Kelembaban yang dihasilkan di leher rahim bergerak melalui vagina, membantu menghilangkan sel-sel mati dan menjaga vagina bersih.

Ketika seorang perempuan terangsang secara seksual, kelenjar Bartholins yang terletak di pintu masuk ke vagina, menghasilkan kelembaban tambahan yang membuat seks lebih nyaman. Jika kelembaban yang cukup tidak diproduksi, seks bisa menjadi tidak nyaman atau bahkan menyakitkan.

Faktor-faktor yang menyebabkan vagina kering antara lain stres, tingkat estrogen rendah, obat-obatan tertentu (obat flu dan antidepresan) dan juga penggunaan produk pembersih organ intim yang beraroma atau bahan kimia lainnya.

Selain menyebabkan sakit ketika berhubungan seks, vagina kering juga dapat menyebabkan sakit saat melakukan kegiatan rutin seperti berdiri, duduk, berolahraga atau buang air kecil.

Gejalanya seperti nyeri terbakar atau menyebabkan gatal. Bibir vagina mungkin menjadi lebih tipis atau perubahan dalam bentuknya, cairan vagina dapat berubah warna atau memiliki sedikit bau.

Dilansir Ehow, Sabtu (30/10/2010), berikut perawatan dan pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi vagina kering:

1. Hindari bahan kimia pada vagina
Hindari penggunaan sabun atau bahan pembersih kimia yang dapat mengganggu kondisi alami vagina. Pastikan bahwa semua sabun dan produk higienis feminin memiliki pH seimbang dan tidak diberi wewangian.

2. Makanan tinggi asam lemak
Makanan tinggi asam lemak dapat membantu dalam memproduksi pelumasan vagina tambahan, seperti abu mentah, biji wijen, biji bunga matahari dan ikan (terutama salmon, mackerel dan tuna) yang tinggi asam lemak.

Suplemen vitamin A dan B, juga betakaroten memiliki kadar tinggi asam lemak omega 3. Vitamin E juga bisa menjadi pilihan tambahan asam lemak.

3. Isoflavon

Anda juga harus makan makanan yang mengandung isoflavon, yang dapat membantu mengatur kadar hormon. Makanan tinggi isoflavon seperti biji rami, kedelai, ceri, kacang-kacangan, apel dan seledri.

4. Minum air
Minum banyak air, menghindari minuman alkohol, kafein dan lain yang cenderung memiliki efek pengeringan. Membatasi karbohidrat tepung putih dan gula juga dapat membantu.

( Sumber: Detik.com)

   "Untuk itu lebih berhati - hatilah dalam melakukan pembersihan di bagian Miss V"

Seorang Pengungsi Merapi Dirujuk ke RSJ Karena Stres

      Jakarta - Meletusnya Gunung Merapi tidak hanya memakan korban dan merusak rumah warga. Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menemukan pengungsi-pengungsi yang menderita trauma dan stres. 

Mbah Retno (70), adalah salah satunya. Pria tua ini ditemukan seorang relawan BSMI, Rendi, dekat posko kesehatan, Kamis (27/10) malam.

Demikian keterangan pers dari BSMI yang diterima redaksi detikcom, Sabtu (30/10/2010).

Saat itu, Rendi merasa penasaran dengan bapak tua itu. Mbah Retno hanya berputar-putar di barak pengungsian dan berjalan merangkak, sambil membawa buntelan baju.

"Saya langsung mendekati dan menanyakan apa yang terjadi. Kata tetangganya, Pak Setro mengalami trauma setelah gunung merapi meletus. Dia jadi linglung. Padahal, sebelumnya masih sehat," ujar Rendi.

Setelah diperiksa beberapa saat oleh dokter jaga posko BSMI, Bambang Edi dan perawat jiwa, Herni Susanti, Setro akhirnya dilaporkan ke Camat dan Kades setempat dan selanjutnya dirujuk ke RSJ Grasia Pakem, Sleman.

BSMI tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan tapi juga memberikan trauma healing dengan mendatangkan dua perawat jiwa.

Hingga saat ini, BSMI masih membuka posko kesehatan di sejumlah posko pengungsian di Kecamatan Cangkringan, Sleman. BSMI telah membantu evakuasi korban luka bakar 70 persen di Dusun Pelemsari, Cangkringan dan memberikan bantuan bagi para korban Merapi.

2 Orang Warga Terjebak di Rumah Saat Merapi Meletus

Jakarta - 2 Orang warga terjebak di lereng Merapi saat gunung ini meletus tengah malam tadi. Warga sempat ketakutan karena mengira dua orang ini tewas terkena awan panas.

Dua orang itu adalah seorang pria bernama Gandung (35) dan seorang nenek bernama Widi (60). Keduanya adalah warga Tengokrejo. Rumah keduanya terpaut sekitar 500 meter.

"Kami sempat panik, apalagi Gandung sempat mengirim SMS pada tetangga kami yang bernama Bagyo," ujar kawan Gandung, Widodo, kepada detikcom di Posko umbulharjo, Sabtu (30/10/2010).

Widodo menjelaskan, sms pertama dari gandung berbunyi. "Tolong saya. saya terjebak di dalam rumah". Sedangkan yang kedua berbunyi "Tolong ini panas sekali." semuanya ditulis dalam bahasa Jawa.

"Kami jadi tambah panik. Apalagi kita kontak tidak ada jawaban," terang Widodo.

Namun untungnya, kedua warga ini berhasil diselamatkan. Perangkat desa melakukan pencarian dan akhirnya menemukan mereka di rumah masing-masing. Mereka berhasil dibawa turun sekitar pukul 07.30 WIB.

Gandung yang ditemui detikcom mengisahkan pengalaman seramnya. Saat itu dia hendak melakukan salat tahajud. Saat mendengar gemuruh dari puncak Merapi, dia hendak ke luar. Tapi saat itu kondisinya panas sekali.

"Jadi saya masuk lagi. saya berdoa saja. Salat tahajud, salat witir dan berzikir. saya minta pada Allah agar saya diselamatkan," ujar pria yang mengenakan kopiah dan baju muslim ini.

Aksi Perampokan SPBU Setiabudhi Terekam Kamera CCTV

   Bandung - Kejadian perampokan yang dilakukan 4 orang pria di SPBU Setiabudhi, Sabtu (30/10/2010) sekitar pukul 03.00 WIB hanya berlangsung sekitar dua menit. Aksi perampokan terekam kamera CCTV yang ada di SPBU tersebut.

"Kejadiannya sangat cepat, di lihat dari rekaman CCTV kurang dari dua menit," ujar Dede (41) Manajer SPBU Setiabudhi saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (30/10/2010).

Menurut Dede, aksi perampokan tersebut terekam di 5 CCTV milik SPBU Setiabudhi. "Kami punya 8 CCTV. Dari 8, 5 merekam aksi perampokan itu," terangnya.

Meski terekam, namun CCTV itu tidak bisa menangkap nomor polisi dari mobil yang dibawa oleh perampok. "Karena malam dan zoomnya terbatas, jadi plat nomornya kabur," kata Deden.

Ketujuh petugas SPBU yang saat kejadian sedang bertugas di lokasi pun kesulitan untuk mengingat nomor polisi perampok tersebut. "Mungkin karena panik, ada yang nyebut 3 nomor, ada yang nyebut 4 nomor. Tapi semuanya bilang itu plat B," jelasnya.

Postur badan dari para perampok pun tidak sama. Ada yang berbadan tinggi besar dan ada yang berbadan kecil.

"Kalau yang bawa senjata dan menjaga karyawan itu katanya sudah berumur sekitar 40 tahun, badannya tinggi besar. Berbeda dengan yang bertugas mengambil uang di laci kas, berperawakan kecil dengan usia yang masih muda sekitar 20 tahunan," tuturnya.

Debu di Mana-mana, Jadwal Ujian Sekolah di Yogya Terganggu

   Jakarta - Debu akibat letusan Gunung Merapi membuat aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah di Yogyakarta terganggu. SMA N 4 Yogyakarta misalnya, terpaksa mengundur jadwal mid-semester siswanya karena debu tebal menyelimuti hampir seluruh wilayah kota gudeg itu.

"Mid Semester SMA 4 diundur, tadi tetangga yang sekolah di sana, sudah berangkat tapi balik lagi. Sampai rumah badannya kotor semua penuh debu," kata Anis, salah satu warga Condongcatur, Yogyakarta kepada detikcom, Sabtu (30/10/2010).

Sementara itu, Dika, yang bersekolah di salah satu SMA swasta di Yogyakarta, tidak dapat masuk sekolah karena jalanan menuju sekolahnya gelap penuh debu.

"Nggak bisa sekolah, gelap banget, begitu keluar rumah, langsung kotor semua bajunya," kata Dika saat berbincang dengan detikcom.

Debu yang menyelimuti hampir seluruh wilayah Yogyakarta sangat tebal. Debu juga dirasakan oleh warga yang tinggal di Yogyakarta Selatan bahkan daerah Bantul yang berjarak lebih dari 60 Km dari Gunung Merapi.

Hingga kini, sebagian jalan raya di Yogyakarta masih gelap karena tertutup oleh debu. Jalan raya di kawasan pusat kota seperti Malioboro tertutup debu hingga sekitar 5 cm - 10 cm.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Penghitungan Pilkada Depok Digelar, Pengamanan Diperketat

 

Jakarta - KPUD Kota Depok menggelar rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara pemilihan Walikota Depok. Pengamanan di sekitar lokasi rapat pun kini semakin diperketat.

"Di sini tidak ada rencana unjuk rasa tapi kita mempersiapkan melakukan pengamanan secara persuasif," kata Kapolres Depok Kombes Pol Fery Abraham di Balai Rakyat, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/10/2010).

Fery mengatakan, ada 400 personel dikerahkan dari Polres Depok dan Polda Jawa Barat. Pengerahkan personel dilakukan untuk antisipasi kericuhan yang sebelumnya sempat terjadi.

"Kita antisipasi personel baik tertutup maupun terbuka. Kita lakukan penggalangan persuasif agar situasi kondusif," jelasnya.

Menurut Fery, lokasi rapat pleno ini dipindahkan dari Cibubur ke Beji karena dari segi keamanan tempatnya lebih mudah terkontrol. "Ya kita ikutin maunya KPUD tapi di sini lebih representatif," ujarnya.

Pantauan detikcom, rapat pleno digelar pukul 13.15 WIB. Rapat digelar setelah molor 15 menit dari yang dijadwalkan. Ada ratusan massa dari masing-masing calon Walikota Depok sudah berkumpul di balai rakyat.

Massa masing-masing pendukung ini tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan. Hanya tamu undangan dan KPUD yang diperbolehkan masuk serta perwakilan masing-masing calon walikota Depok.

Di pagar-pagar pintu masuk Balai Rakyat dijaga sekitar 100-an polisi. Setiap tamu yang hendak masuk ke gedung diperiksa tasnya. Ada 5-10 personel yang berjaga-jaga di sejumlah titik Balai Rakyat. Anggota Brimob bersenjata laras panjang pun ikut mengamankan lokasi rapat pleno.

Sebelumnya, rapat pleno sempat digelar Gedung Wiladatika, Cibubur, Depok. Rapat pleno sempat ricuh karena massa pendukung calon Walikota Depok nomor urut 4 meminta Ketua KPUD menanggapi permintaan mereka soal rapat pleno yang dipercepat dari jadwal. Ketua KPUD menolak menanggapinya dan akhirnya terjadi keributan.