akarta, Air susu ibu (ASI) adalah sesuatu yang berasal dari dalam tubuh ibu tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Tapi sayangnya pemanfaatan ASI masih kurang dimaksimalkan oleh masyarakat.
"Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang menyusui. Bukannya mereka tidak tahu kalau ASI itu baik tapi lebih ke arah kurangnya pengetahuan tentang cara menyusui yang benar," ujar dr Kusnawara, SpOG dari RSUD Koja Jakarta Utara disela-sela acara 'Oneasia Breastfeeding Partners Forum 7' di Grand Flora Hotel Kemang, Jakarta, Jumat (12/11/2010).
dr Kusnawara menuturkan karena kurangnya pengetahuan seputar menyusui ini, beberapa orang ada yang beralih ke susu formula ketika mengalami puting yang lecet, payudara bengkak dan ASI yang kurang atau tidak keluar. Padahal hal ini bisa diatasi dan ibu dapat menyusui kembali tanpa perlu beralih ke susu formula.
Kondisi ini ternyata juga terjadi di Myanmar seperti diungkapkan oleh Dr Aye Aye Thaw dari Departemen Kesehatan Myanmar. Ia menuturkan menurunnya angka ibu menyusui karena ada beberapa masalah seperti meningkatnya angka ibu bekerja, mulai mengadopsi gaya hidup tertentu, gagalnya tenaga kesehatan dalam hal mendukung kegiatan menyusui serta agresifnya promosi susu formula.
Karenanya strategi yang dibutuhkan sebagai dukungan terhadap ibu yang menyusui adalah dengan memberikan perlindungan terhadap ibu yang melahirkan, kampanye tentang menyusui, pelayanan kesehatan anak serta dukungan selama melahirkan.
Bentuk dukungan yang diberikan bisa berasal dari lingkungan di sekitarnya dan juga rumah sakit itu sendiri, seperti halnya di RSUD Koja Jakarta Utara yang mendirikan klinik laktasi pada tahun 2009.
"Sejak didirikan klinik laktasi di rumah sakit ini, angka inisiasi menyusu dini (IMD) meningkat hampir 100 persen. Selain itu di klinik ini juga melatih kader-kader masyarakat tentang menyusui yang nantinya akan menjadi leader di komunitasnya," ungkap dokter Kusnawara yang juga berpraktek di RS JMC, Jakarta.
Dengan begitu ibu-ibu menjadi lebih mengerti segala hal tentang menyusui, karena banyak faktor yang mempengaruhi aliran ASI di dalam tubuh. Misalnya jika ibu mengalami stres atau cemas, maka ASI yang keluar akan sedikit serta posisi menyusui juga turut mempengaruhi.
Sementara itu di Singapura bentuk dukungan yang diberikan selama ibu melahirkan adalah dengan mengikutsertakan Doula, yaitu pembimbing ibu sebelum, selama dan setelah melahirkan. Di Myanmar dengan menerapkan Baby Friendly Home Delivery initiative (BPHD).
Sedangkan di Thailand dengan membantu ibu mengurangi rasa takut dan cemasnya, seperti menciptakan suasana yang nyaman, meningkatkan kenyamanan fisik (pijatan atau pelukan), membasuh tubuh ibu dengan air hangat atau menggunakan aromaterapi.
Lalu apa saja kiat-kiat yang dibutuhkan agar ibu sukses menyusui?
"Faktor yang mempengaruhi seorang ibu sukses atau tidak memberikan ASI ada 3, yaitu niat, edukasi dan juga support," ujar Mia Sutanto selaku Ketua AIMI (Asosiasi Ibu Menyusi Indonesia).
Mia menuturkan niat disini adalah tekad dan kemauan yang kuat dari ibu untuk memberikan ASI bagi bayinya, lalu edukasi untuk ibu dan tenaga kesehatan yaitu segala informasi yang dibutuhkan oleh ibu seperti bagaimana cara menyusui yang benar, berapa kebutuhan asi untuk bayi yang baru lahir, manfaat rawat gabung dan IMD serta teknik memerah ASI yang benar. Informasi ini sebaiknya didapatkan dari sumber yang tepat.
Selain itu diperlukan juga dukungan dari segala pihak terutama suami, orangtua, mertua, keluarga, tenaga kesehatan, fasilitas yang mendukung serta lingkungan sekitarnya.
"Jadi kalau seorang ibu gagal memberikan ASI jangan hanya menyalahkan dia saja, karena faktor-faktor disekitarnya juga turut mempengaruhi,' ujar Mia yang juga seorang konselor laktasi ini.
Selain itu starting point keberhasilan ASI termasuk inisiasi menyusu dini, rumah sakit yang menerapkan rawat gabung serta pemberian ASI sejak di rumah sakit.
Jika ibu harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu tetap bisa memberikan ASI dengan cara memerah atau memompa ASI.
Untuk itu jika ingin sukses memberikan asi untuk si buah hati, kiat-kiat yang penting adalah niat yang kuat, edukasi yang tepat serta dukungan dari berbagai pihak.
Jadi kalau ASI tidak keluar jangan menyerah dulu!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar